Jurnal Siliwangi Vol. 1. No.1. Nov. 2015 ISSN 2476-9312
Seri Pendidikan
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN FISIKA
DI SMA NEGERI SE KOTA TASIKMALAYA
Implementation of 2013 Curriculum On Physics Course At State Senior High School
Covering Tasikmalaya City
Endang Surahman
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi
Jln. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tasikmalaya 46115 *Penulis Korespondensi: E-mail: e.surahman@unsil.ac.id
Abstrak; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran
Fisika di SMA Negeri se-Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan populasinya adalah
seluruh SMA Negeri se-Kota Tasikmalaya yang telah melaksanakan Kurikulum
2013. Adapun instrumen yang digunakan adalah berupa angket yang
diberikan kepada guru dan siswa untuk memperoleh data yang berupa
keterangan mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013. Berdasarkan analisis
data yang terkumpul diperoleh simpulan bahwa Pelaksanaan Kurikulum 2013
Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri se-Kota Tasikmalaya belum sesuai
sebagaimana yang diharapkan.
Kata kunci: Kurikulum 2013, Mata pelajaran Fisika.
Abstract; The aim of this research was to know the implementation of 2013 Curriculum on
Physics Course at State Senior High School in Tasikmalaya city. The
method used in this research was descriptive method, with population
were all of the State Senior High Schools in Tasikmalaya city that had
implemented 2013 Curriculum. The instrument used in this research was
questionnaire given to teachers and students to get the data about
information 2013 Curriculum implementation. Based on the data analysis,
it was concluded that 2013 Curriculum implementation on Physics course
at State Senior High School in Tasikmalaya city was not appropriate as
expected yet.
Keywords: 2013 Curriculum, Physics course
| ||||||||||
PENDAHULUAN
|
Penyelenggaraan
|
pendidikan
| ||||||||
Pendidikan
|
di
|
suatu
|
Negara
|
sebagaimana yang diamanatkan dalam
| ||||||
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
| ||||||||||
merupakan
|
salah
|
satu
|
usaha dalam
| |||||||
tentang
|
Sistem
|
Pendidikan
|
Nasional
| |||||||
meningkatkan
|
kecerdasan
|
warga
| ||||||||
pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan
| ||||||||||
negaranya, karena
|
dengan pendidikan
| |||||||||
nasional
|
berfungsi
|
mengembangkan
| ||||||||
tersebut
|
kualitas
|
sumberdaya
| ||||||||
kemampuan dan membentuk watak serta
| ||||||||||
manusianya
|
akan
|
meningkat
|
sehingga
| |||||||
peradaban bangsa
|
yang bermartabat
| |||||||||
diharapkan
|
dapat
|
bersaing
|
dengan
| |||||||
dalam rangka mencerdaskan kehidupan
| ||||||||||
Negara lain
|
apalagi
|
menjelang era
| ||||||||
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
| ||||||||||
globalisasi.
| ||||||||||
potensi peserta didik agar menjadi
| ||||||||||
manusia
|
yang
|
beriman dan
|
bertakwa
| |||||||
32
|
kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003:4).
Dari
sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah
satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan
proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat
disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada
kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta
didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab (Tim Pengembang, 2012:72).
Pengertian kurikulum menurut Ronald. C. Doll, 1974, hal 22 (dalam Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005: 5)
“The
commonly accepted definition of the curriculum has changed from content
of course of study and list of subject and courses to all the
experience which are offered to learnes unders the auspises or direction
of the school”. Sedangkan kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam
Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran
serta cara yang digunakan
sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003:3).
Demikian pula yang dinyatakan oleh Sujana, Nana (2005: 4) Kurikulum
adalah niat dan rencana, proses belajar mengajar adalah pelaksanaanya.
Dalam proses tersebut ada dua subjek yang terlibat yakni guru dan siswa.
Siswa adalah subjek yang dibina dan guru adalah dubjek yang membina.
Selanjutnya pengertian kurikulum juga dikemukakan oleh J. Galen Saylor
dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956) dalam Sujana,
Nana, (2006: 4), menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut" The
curriculum is the sum totals of schools efforts to influence learning,
whether in the class room, on the play ground, or out of school. Sedangkan J. Galen Saylor dan William
M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching on
Learning (1956) dalam Nasution S., (2006: 5) menjelaskan arti kurikulum
sebagai berikut "The curriculum is the sum totals of schools efforts to
influence learning, whether in the class room, on the play ground, or
out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak
belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar
sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut
kegiatan ekstra kulikuler.
Jadi
segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam
ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk
kurikulum.
33
Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.
Untuk
mengejar ketertinggalan dari Negara-negara lain yag sudah maju,
Pemerintah Indonesia senantiasa melakukan perubahan dan pengembangan
kurikulum. Perubahan kurikulum ini sudah dilaksanakan beberapa kali,
beberapa tahun yang lalu perubahan kurikulum dilaksanakan setiap hampir
sepuluh tahun sekali, tetapi perubahan yang terakhir hanya beberapa
tahun saja.
Kurikulum
yang pada saat ini sedang dan baru dimulai adalah Pengembangan
Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu. Kurikulum 2013 ini pada tahun pelajaran 2013-2014 baru
dilaksanakan di kelas I, VII, dan X di tiap jenjang pendidikan, dan itu
pun belum semua sekolah di Indonesia melaksanakannya.
Banyak
berita di berbagai media yang menentang pelaksanaan Kurikulum 2013
tersebut, adanya reaksi tersebut disebabkan karena menurut mereka belum
siapnya Pemerintah untuk menerapkan kurikulum baru tersebut. Hal
tersebut ditunjukkan dengan belum adanya sosialisasi yang menyeluruh dan
komprehensif kepada guru-guru disemua jenjang pendidikan, di samping
itu juga buku-buku penunjang baik untuk pegangan guru maupun untuk
pegangan siswa yang sedianya akan disediakan oleh pemerintah sampai saat
ini belum
seluruhnya
tersedia. Bahkan buku yang sudah tersedia dan diedarkan pun masih
banyak kesalahan bahkan ada yang dirasa tidak pantas untuk dibaca oleh
siswa.
Sampai
saat ini, menjelang pelaksanaan kurikulum 2013 tahun kedua dan
dicanangkan oleh pemerintah supaya seluruh sekolah disemua jenjang harus
melaksanakannya. Namun Pemerintah baru akan melatih para guru
instruktur guna menambah instruktur yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan
pelaksanaannya tinggal beberapa bulan lagi, oleh sebab itu pihak yang
menentang makin keras untuk tidak memaksakan pelaksanaan Kurikulum 2013
tersebut. Masih banyakna guru yang belum memahami pelaksanaan kurikulum
2013 dan mereka hanya menerima penjelasan singkat dan masih
membingungkan, mengakibatkan dalam melaksanakan kurikulum menjadi kurang
bahkan tidak optimal seperti yang diharapkan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan adalah “Bagaimanakah Pelaksanaan
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri se-Kota Tasikmalaya?”
Adapun
tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
Pelaksanaan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri se-Kota
Tasikmalaya.
METODOLOGI
Objek
penelitian dari penelitian ini adalah guru mata pelajaran Fisika dan
siswa kelas X. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri se Kota
34
Jurnal Siliwangi Vol. 1. No.1. Nov. 2015
Seri Pendidikan
Tasikmalaya yang telah melaksanakan Kurikulum 2013.
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan
angket.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2013 sampai bulan Agustus 2014
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri yang ada di Wilayah Kota Tasikmalaya ada
sebanyak 10 sekolah, tetapi yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 sejak
Tahun Pelajaran 2013 – 2014 adalah sebanyak 5 (lima) sekolah.
Sekolah
yang dijadikan tempat dilakukannya penelitian ini semula terdiri dari 5
(lima) sekolah atau seluruh sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum
2013 sejak Tahun Pelajaran 2013 – 2014. Tetapi karena ada beberapa
sekolah yang kurang memberikan respon terhadap dilakukannya penelitian
ini, maka yang dijadikan tempat penelitian hanya 3 (tiga) sekolah saja.
Adapun data sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1. Sekolah tempat penelitian
Jumlah Guru
|
Jumlah Siswa yang
| |||
No.
|
Sekolah
|
yang menjadi
|
menjadi Responden
| |
Responden
| ||||
1.
|
SMA
|
2 orang
|
80 orang
| |
Negeri 1
| ||||
2.
|
SMA
|
2 orang
|
40 orang
| |
Negeri 3
| ||||
3.
|
SMA
|
1 orang
|
40 orang
| |
Negeri 7
|
ISSN 2476-9312
Instrument
penelitian yang berupa angket diberikan kepada responden, dalam hal ini
guru dan siswa, pada hari itu juga langsung dikumpulkan kembali setelah
semua pertanyaan dijawab oleh responden. Setelah angket terkumpul,
selanjutnya diinventarisir dengan menelaah jawaban-jawaban responden.
Adapun hasil dari pengolahan angket untuk siswa yang sudah dikumpulkan tersebut disusun dalam Tabel 4.2.
Dalam
pengelompokkan jawaban siswa dalam tabel tersebut didasarkan pada
maksud dan isi dari jawaban yang dikemukakan siswa, maksudnnya
jawaban-jawaban yang dibuat oleh siswa tidak sama persis dalam
redaksinya. Jadi peneliti hanya mengambil maksud dari jawaban tersebut
yang isinya menuju pada jawaban yang sama atau hampir sama. Sedangkan
jawaban yang tidak termasuk dalam table tersebut atau sisa jawaban yang
dibuat oleh siswa berbeda daam maksud dan isinya, yang dalam pembahasan
nanti akan dibahas secara lebih terperinci.
Demikian
pula jawaban yang dibuat oleh guru terhadap angket yang diberikan
kepada mereka. Pengelompokan jawaban atau pernyataan yang dibuat oleh
guru didasarkan pada kesamaan isi dan maksud, jadi meskipun redaksinya
berbeda tetapi kalau maksud dan isinya sama maka dimasukkan ke dalam
kelompok yang sama. Pernyataan yang diajukan oleh peneliti dibuat dalam
Tabel 4.3.
35
ISSN 2476-9312
| ||||||||||||
Seri Pendidikan
| ||||||||||||
Tabel 4.2. Jawaban siswa dalam angket
| ||||||||||||
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban Siswa
|
%
| |||||||||
1.
|
Apa yang dilakukan guru Fisika Anda ketika
|
Mengucapkan salam
|
100
| |||||||||
masuk ruangan kelas?
| ||||||||||||
2.
|
Apa yang dilakukan guru Fisika Anda ketika
|
Membaca doa
|
100
| |||||||||
akan memulai mengajar?
| ||||||||||||
3.
|
Ketika
|
akan
|
memulai
|
mengajar,
|
Iya, menyampaikan
|
90
| ||||||
apakah guru Fisika menyampaikan
| ||||||||||||
kompetennsi
|
yang
|
harus dicapai
| ||||||||||
oleh siswa?
| ||||||||||||
4.
|
Ketika
|
akan
|
memulai
|
mengajar,
|
Ya
|
85
| ||||||
apakah guru Fisika menyampaikan
| ||||||||||||
tujuan yang harus dicapai oleh
| ||||||||||||
siswa?
| ||||||||||||
5.
|
Ketika
|
sedang mengajar, apakah
|
Sangat mengaitkan
|
60
| ||||||||
guru
|
Fisika
|
mengaitkan
|
materi
| |||||||||
pelajaran
|
dengan
|
Kebesaran
| ||||||||||
Alloh?
| ||||||||||||
6.
|
Sebutkan
|
contohnya,
|
apa
|
yang
|
Gerak harmoni dikaitkan dengan rotasi
|
25
| ||||||
disampaikan oleh guru anda ketika
|
bumi yang tidak pernah berhenti
| |||||||||||
mengaitkan materi Fisika dengan
| ||||||||||||
Kebesaran Alloh!
| ||||||||||||
7.
|
Sekaitan
|
dengan pertanyaan di
|
Karena mempunyai niat dan tekad untuk
|
20
| ||||||||
atas, mengapa Anda bisa sampai di
|
menimba ilmu dan tekad untuk bisa
| |||||||||||
sekolah?
|
mendapatkan masa depan yang cerah
| |||||||||||
8.
|
Jelaskan,
|
mengapa
|
Anda
|
bisa
|
Karena kita mempunyai mata yang
|
80
| ||||||
melihat?
|
fungsinya sebagai indera penglihat, selain
| |||||||||||
itu di dalam mata terdapat lensa dan titik
| ||||||||||||
focus yang dapat memfokuskan terhadap
| ||||||||||||
sebuah objek dengan bantuan cahaya
| ||||||||||||
9.
|
Jelaskan,
|
mengapa
|
Anda
|
bisa
|
Karena sentuhan alat sensorik atau saraf
|
85
| ||||||
meraba?
|
yang terdapat pada tubuh kita
| |||||||||||
10.
|
Jelaskan, mengapa pompa hidrolik
|
Karena adanya hukum Paskal
|
95
|
dapat mengangkat mobil?
Tabel 4.3. Jawaban guru dalam angket
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban Guru
|
%
| ||||
1.
|
Apa
|
yang
|
Bapak/Ibu
|
lakukan
|
Senyum, Salam, Sapa
|
100
| |
ketika masuk ruangan kelas?
| |||||||
2.
|
Apa
|
yang
|
Bapak/Ibu
|
lakukan
|
Motivasi dengan memberikan tujuan
|
100
| |
ketika akan memulai mengajar?
|
pembelajaran terutama aplikasi dengan
| ||||||
kehidupan sehari-hari
| |||||||
3.
|
Ketika akan memulai mengajar,
|
Iya, menyampaikan
|
100
| ||||
apakah Bapak/Ibu
|
Komentar
Posting Komentar